Senin, 05 Juli 2010

Mengaku Cinta

“Sungguh aku adalah seorang pecinta
Namun masih kuturutkan syahwat pada hati dan jiwa
Lalu racunpun dalam lemak menjangkiti raga.”
(Hasan Muhammad syarad ‘umar ba’ Umar dalam kasidah ‘Abir al-Wardah)
       Sahabatku !!Siapakah orang mu’min yang tidak ingin mengaku dirinya sebagai seorang pencinta dalam maknanya yang hakiki, mengaku cinta kepada Allah dan baginda Nabi?.Siapakah yang tak menginginkan anugerah tersebut dalam hidup ini?      Kalaulah ada yang tak menginginkannya, tak mengharapkan Mahabatullah dan Mahabaturrasul melimpahi hidupnya, maka keimanan seseorang itu sangat pantas untuk dipertanyakan, dan diragukan.

        Mengaku cinta itu sangat mudah, semudah melipat lidah dan membalikkan telapak tangan.Akan tetapi, membuktikannya dengan sikap dan perbuatan adalah sulit .Butuh tanggungjawab, butuh pengorbanan yang besar, butuh ketulusan niat, kesungguhan dan ketetapan hati.Maka syahadat, ucapan, dan pengakuan cintanya hanya menjadi bualan belaka, bila tak tampak adanya usaha untuk membuktikannya.
Sahabat, begitu mudah kita memproklamirkan diri sebagai pecinta sejati.Ya, begitu mudahnya kita menuliskan puisi indah tentang cinta yang murni.Sementara kita memang wajib untuk menjadi orang-orang yang setia dengan cinta Ilahi.
       Mari kita rendahkan sayap-sayap keangkuhan yang mungkin telah jauh menerbangkan diri kita dari permukaan ketawadu’an dan kehambaan.Marilah kita bermuhasabah meski sejenak dari sekian aktivitas melelahkan yang telah kita kerjakan.Karena dari sikap tawadu’ dan menghamba inilah akan lahir harkat dan martabat kemanusiaan.Setelah lalai kita meski menjadi orang yang tersadarkan.
       Denang bertaubat berarti kita telah mengarahkan perjalanan ini menuju Allah, benar-benar menuju Allah Ta’ala.Dan dengan bertaubat kita dapat menyatukan dua titik tumpu, Muhasabah dan Khauf .Diharapkan dari dua kekuatan ini muncul kemudian energy cinta.Energi yang dibutuhkan oleh stiap mu’min, yaitu setiap orang yang menyatakan keetiaan dan memasrahkan kehendak dirinya kepada kehendak Allah swt.
“ Allahumma alhimni rusydi wa a’udzu bika min syarri nafsi ”

0 komentar:

Posting Komentar