Minggu, 14 Desember 2014

Kisah uang Rp.1000 & Rp 100.000.























Uang Rp.100.000 dan Rp.1000, sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
 

Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. 
 
Kemudian di antara kedua uang tersebut terjadilah percakapan, uang Rp.100.000 bertanya kepada uang Rp.1000.“Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis…? “ 


Dijawablah oleh uang Rp. 1000,“Karena aku begitu keluar dari Bank langsung berada di tangan orang2 bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis. ”

Lalu Rp.1000 bertanya balik kepada Rp.100.000, “Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih? “

Dijawab oleh Rp. 100.000, “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, dimall dan juga hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet. ”

Lalu Rp.1000 bertanya lagi, “Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? “

Dijawablah, “Belum pernah.”Rp.1000. pun berkata lagi, “Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku seperti ini adanya,aku selalu mampir di tempat-tempat ibadah, dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat…”

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini. 
 
Jadi bukan seberapa banyak harta kita, bukan seberapa tinggi jabatan kita, bukan seberapa lama umur kita, tapi seberapa bermanfaat kita bagi sesama... 


خير الناس انفعهم للناس

 "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya".[Hadits]

Kamis, 27 Maret 2014

Just to Refresh The Mind...


Golek winih sing apik (Niat)
Nyiapke lemahe sing arep ditanduri (Lingkungan)
Ora lali rabok uga banyune (donga & usaha)
Sabar ngenteni panen.... In shaa Allah






Sabtu, 21 Desember 2013

Mardhatillah


















Sering ku terjaga tiap malam 
Sering ku terjaga tiap malam 
Selalu terbayang, selalu terkenang 
Setiap malam....

Sering ku terjaga tiap malam 
Sering ‘ku terjaga tiap malam

Pikiranku terbang di antara bintang
Pikiranku terbang di antara bintang 
Jauh menerawang ke alam khayalan 
Mungkinkah ku jumpa dia yang kucinta 

Oh Mardatillah....

Tak sesuatu pun yang aku dambakan 
Tak sesuatu pun yang aku dambakan 
Dan tak seorang pun yang aku rindukan 
Melebihi dia, melebihi dia

Oh Mardatillah....

Minggu, 20 Oktober 2013

Dia-lah Puisi Terindahku

















 


Pernah ku mengenal dirinya,
Pernah juga aku merasa dekat dengan dia...
Dia yang mampu membuat hari-hariku begitu indah
Selama itu pula diriku merasa terjaga hingga terlelap kembali

Dia yang selalu menemani tulisan-tulisan indahku yang dulu
Tulisan tentang hidup, tentang rasa, juga puisi hatiku
Menceritakan tentang warna-warni dunia
Dia-lah irama hatiku...

Meskipun dia hadir hanya sekejap saja,
Tapi mampu menggoreskan pena dihatiku
Walaupun dia nan jauh di sana
Tapi angin selalu membawa kabar darinya...

Terima kasih Tuhan tuk perkenalan ini
Engkau hadirkan dia dalam warna kisahku
Semua akan jadi kenangan hidupku
Ku akan selalu mengingatnya
Dia –lah,
Puisi Terindahku...