Kamis, 17 Februari 2011

Hidup Itu Perjuangan


Hidup Itu Perjuangan
       Di suatu siang, seorang pedagang asongan sedang istirahat di sebuah taman kota. Sambil menikmati semilir angin, matanya tertuju pada selembar daun yang ujungnya terdapat bungkusan kecil yang berwarna putih kecoklat-coklatan. Baru kali ini pedagang itu mengamati secara serius fenomena kepompong yang waktu di desanya dahulu dapat dijumpai kapan saja.
     Sudah sepuluh menit ia mengamai bungkusan kecil yang terus bergerak-gerak itu. Ia berpikir, alangkah beratnya perjuangan anak kupu-kupu yang berada dalam kepompong itu. Ia membayangkan, bagaimana kupu-kupu itu harus keluar dari ubang kecil yang besarnya tak melebihi  lubang jarum itu?.
     Tak sabar, dan atas nama rasa ”kasihan” pengasong itu akhirnya mengeluarkan gunting kecil di sakunya , lalu memotong ujungnya. Dalam hitungan detik, kupu-kupu itu keluar dari kepompong nyadalam bentuk gembrot dan sayap berkerut. Ia tunggu kupu-kupu itu terbang mengepakkan sayapnya. Tapi harapan tinggal harapan, sang kupu hanya bisa bergerak-gerak di tanah karena badannya terlalu gemuk dan sayapnya mengkerut, tidak mengembang.
   Hidup adalah kerja keras dan perjuangan...!!!!
Siapapun yang mengharapkan kesuksesan, ia harus merasakan terlebih dahulu pahit getirnya perjuangan dan beratnya kerja keras. Yang dimaksud kerja keras bukan sekedar membanting tulang dan memeras pikiran dan mengolah perasaan. Potensi fisik, akal, hati, dan ruhani didayagunakan seoptimal mungkin untuk meraih harapan dan cita-cita. Ditambah dengan doa dan tawakal. Insya Allah kesuksesan telah menunggu.
Kita tahu bahwa, setiap anak itu dilahirkan denga penuh tetesan darah ibunya. Itu artinya, setiap anak manusia harus berjuang, bekerja keras dan mau berkorban. Tidak ada yang gratis, tidak ada yang instant. Hidup ini baru memiliki arti jika ada keringat yang kita kucurkan. Ada air mata yang menetes, jika perlu ada darah yang keluar.

Tidak sama antaraMukmin yang duduk-duduk (tidak ikut perang) sedang ia tidak ada udzur, dengan orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwa mereka”.(An –Nisaa:95)

             Dalam kehidupan nyata ini, betapa banyak kesalahan seperti yang dilakukan oleh pedagang asongan tadi. Banyak orang tua yang tidak mau mendidik anaknya bekerja keras dan kerja cerdas, namun hanya mengharapkan kesuksesan di kemudian hari.
Maka, bersyukurlah jika saat ini kita sedang ditempa keadaan, diuji oleh kondisi, dan dipaksa oleh nasib. Saatnya bagi kita untuk membuktikan bahwa janji Allah subhanallahu wa Ta’ala itu benar. Mari kita bekerja keras,kita buktikan pada semua, kita berjuang, bersungguh-sungguh melakukan perubahan. Pantang mengeluh, pantang putus asa, dan pantang menyerah. JANGAN BERSEDIH…!!!!!!!!!

Rabu, 09 Februari 2011

Ciri-Ciri Wanita Shalihah



Ciri-ciri Wanita Sholehah
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. (HR. Muslim)
Terus, seperti apa ciri-ciri wanita sholehah itu…?
Pertama: Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah SWT,  ketaatannya melebihi kepada apapun yang mesti ditaati.
Kedua: Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah SWT.
Ketiga: Ia senantiasa menjadikan al-Qur’an dan al-hadits sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
Keempat: Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang mulia.
Kelima: Tidak hobi berdusta, bergunjing, dan riya’.
Keenam: Berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan mertuanya. Ia senantiasa mendo’akan mereka, menghormati, menjaga dan melindungi mereka.
Ketujuh: Taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya dan mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami.
Kedelapan: Jika dilihat menyenangkan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah), serta hati akan tenang bila meninggalkan ketika pergi.
Kesembilan: Melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotivasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah SWT.
Kesepuluh: Ia tidak gemar bermewah-mewah dengan dunia, Tawadhu’ dan bersikap sederhana.
Kesebelas: Memiliki kesabaran luarbiasa atas janji-janji Allah SWT. Ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
Itulah sekelumit cacatan mengenai karakteristik wanita sholehah. Mulialah wanita shalihah, di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga.