Sabtu, 21 Desember 2013

Mardhatillah


















Sering ku terjaga tiap malam 
Sering ku terjaga tiap malam 
Selalu terbayang, selalu terkenang 
Setiap malam....

Sering ku terjaga tiap malam 
Sering ‘ku terjaga tiap malam

Pikiranku terbang di antara bintang
Pikiranku terbang di antara bintang 
Jauh menerawang ke alam khayalan 
Mungkinkah ku jumpa dia yang kucinta 

Oh Mardatillah....

Tak sesuatu pun yang aku dambakan 
Tak sesuatu pun yang aku dambakan 
Dan tak seorang pun yang aku rindukan 
Melebihi dia, melebihi dia

Oh Mardatillah....

Minggu, 20 Oktober 2013

Dia-lah Puisi Terindahku

















 


Pernah ku mengenal dirinya,
Pernah juga aku merasa dekat dengan dia...
Dia yang mampu membuat hari-hariku begitu indah
Selama itu pula diriku merasa terjaga hingga terlelap kembali

Dia yang selalu menemani tulisan-tulisan indahku yang dulu
Tulisan tentang hidup, tentang rasa, juga puisi hatiku
Menceritakan tentang warna-warni dunia
Dia-lah irama hatiku...

Meskipun dia hadir hanya sekejap saja,
Tapi mampu menggoreskan pena dihatiku
Walaupun dia nan jauh di sana
Tapi angin selalu membawa kabar darinya...

Terima kasih Tuhan tuk perkenalan ini
Engkau hadirkan dia dalam warna kisahku
Semua akan jadi kenangan hidupku
Ku akan selalu mengingatnya
Dia –lah,
Puisi Terindahku...

Kamis, 27 Juni 2013

Wedang Cemue



    Entah angin apa yang membawa fikiranku, tiba-tiba saja teringat dengan kampoeng halamanku yakni di kota Ngawi. Teringat dengan minuman khasnya, “Wedang Cemue”

Sejenak, muncul keinginan dalam benak hati ini untuk mencicipi kembali minuman tersebut. Dulu ketika aku masih kecil, apalagi ketika waktu musim hujan tiba Wedang Cemue menjadi minuman yang sangat favorit di cari masyarakat. 

Cuaca yang dingin sangat cocok ditemani dengan semangkok Cemue buatan ibu...emm...lezatnya...Mak nyeus.

Namun kini seiring dengan bergilirnya waktu, minuman ini pun semakin jarang ditemui. Sangat disayangkan memang minuman yang sudah turun menurun dari generasi dulu harus hilang begitu saja.
Ketika browsing resep di internet, saya menemukan beberapa minuman serupa. Tapi rasanya sangat berbeda dengan Cemue ala Ngawi. Resep yang saya temui kebanyakan menggunakan gula merah dan tambahan kolang-kaling atau kelapa muda, sedangkan Cemue ala Ngawi menggunakan gula pasir dan bawang goreng.
Bahan :
  • 3 lembar roti tawar, potong kotak kecil
  • 3 cangkir air putih
  • 1 cangkir santan kental
  • 3 sdm gula pasir
  • jahe sebesar ibu jari tangan, dikeprek
  • sejumput garam
  • daun pandan, remas-remas, ikat
Untuk taburan :
·         bawang merah goreng
·         kacang tanah kupas yang digoreng, bisa juga menggunakan kacang bawang atau kacang kulit kemasan yang dikupas hingga ke kulit tipisnya.
Cara Membuat :
  1. Rebus air dengan gula, garam, jahe, dan daun pandan. Gunakan api kecil. Aduk hingga gula larut
  2. Tambahkan santan, aduk agar tidak pecah, didihkan, matikan api
  3. Tuang kuah santan ke gelas saji, beri irisan roti secukupnya, taburi bawang goreng dan kacang, sajikan hangat.
Jangan ragu dengan perpaduan santan dan bawang goreng ya. Justru itu letak keunikan dan nikmatnya minuman ini. Semoga bisa menjadi alternatif menu untuk sahur di bulan Ramadhan nanti, Selamat mencoba Wedang Cemue ala Ngawi....””.

Selasa, 25 Juni 2013

Dimanakah Letak Kebahagiaan itu...??



Sahabat, setiap manusia didunia ini, entah itu dalam status & profesi apapun mereka selalu mencari kebahagiaan. 
Karena mencari kebahagiaan itu adalah fitrah manusia. Tidak peduli apakah ia seorang penjahat, koruptor, pelacur, mereka tidak  ingin keturunannya  mewarisi perbuatan buruknya.

Hal ini menunjukkan bahwa fitrah manusia adalah suci, lurus. Rindu kepada kebaikan dan kebenaran, serta anti dengan kebatilan. Tidak ingin sengsara didunia dan celaka diakherat.


Banyak orang yang mengatakan bahwa bahagia itu dirasakan ketika kebutuhan lahir dan batin sudah terpenuhi. Sehingga mereka mendata deretan kebutuhan dan berusaha dengan keras untuk mendapatkannya.

Diantaranya seperti kebutuhan rumah, kendaraan, pakaian yang mewah, kesehatan yang terjaga, mendapatkan rasa aman, kasih sayang, keberhasilan (karir) dan lain sebagainya.

Hanya yang menjadi pertanyaan, pernahkah dalam pasang surut kehidupan manusia baik dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat tercipta kondisi dan situasi dimana kebutuhan pokok terpenuhi secara kesinambungan dan permanen??

Tentu, tidak mungkin terjadi. Karena karakteristik kehidupan didunia ini sangat tidak menentu. Selalu mengalami perubahan yang sangat cepat dan dinamis.

Ada orang yang mengira bahwa kebahagiaan itu terletak pada jabatan & kedudukan di masyarakat. Jabatan, kedudukan & kekuasaan yang tanpa ditompang oleh iman, dan dipagari dengan ketakwaan kepada Allah Swt, hanya akan membawa kehancuran seperti halnya Fir’aun.

Tidak sedikit pula orang yang memburu kebahagiaan dengan ketenaran (popularitas). Ia menghabiskan waktunya untuk mencari &  mencuri perhatian orang lain. Namun setelah ketenaran itu telah hilang ditelan waktu, hilanglah kebahagiaan sampai keakar-akarnya.

Lalu, dimanakah letak kebahagiaan itu...??

Jumat, 24 Mei 2013

Niat Baik, Terkadang Di balas Prasangka Buruk...!!



Dalam hidup ini, kita tak mampu untuk menduga dengan pasti apa yang terjadi di masa depan. Semua yang akan terjadi adalah sebuah misteri dari Sang Ilahi. 

Sahabat...pernahkah engkau merasa, niat baik yang sudah dilakukan ternyata dibalas dengan sebuah prasangka buruk. Bahkan semua itu tanpa adanya sebuah alasan yang jelas. 

Memang, terkadang apa yang sudah kita niatkan dengan baik, tanpa adanya suatu maksud, sikap bahkan perbuatan yang tercela-pun masih tak mampu tuk meyakinkan hati  manusia.
Sangat jauh berbeda jauh dengan ucapan manis dari para orang Zindiq. 

Ucapan yang  dibumbui dengan sayur kebohongan serta menu kepalsuan lainnya, bahkan mampu menyihir dan menyilaukan pandangan mata hati manusia. Itulah manusia....itulah manusia.

Manusia seperti itulah yang selalu menuruti nafsunya, sehingga tidak aneh seandainya manusia memiliki satu gunung emas niscaya dia akan mencari gunung emas berikutnya sampai ajal menjemputnya atau sampai mulut tersumpal tanah (kematian).. itulah buktinya bahwa manusia mempunyai nafsu...

Sehingga tak perlu heran bila menjumpai orang yang macam itu, dia tertawa seakan tak punya dosa, dia berbicara seakan tak pernah salah, dia berbicara kebaikan tapi lupa bila dia sedang berlumur keburukan...

"Di kira bintang yang bersinar di malam hari, ternyata sebuah awan hitam yang membawa petir."

Aku yakin, Allah telah menjanjikan setiap niat baik, sekalipun itu hanya sebesar dzarah. Ia tidak akan mengabaikannya, dan pasti akan mendapatkan balasan yang jauh baik.

Yaa Rabb...
Ingin rasanya hamba ini melihat dengan jelas sikap dan tingkah laku dari sebaik-baik Uswatun hasanah, Nabi Muhammad Saw memberikan contoh dengan tetap mendoa’kan kepada orang-orang yang membencinya. Tak sedikitpun ada celah dihatinya, untuk membenci walaupun itu melukai hati & fisiknya…

Ya Robb…Jauhkah hamba dari sifat-sifat orang Munafik dan jauhkan dari penyakit-penyakit hati…

Ya Robb…Bukakan pintu rahmat-Mu, agar orang-orang yang salah penilaiannya terhadap hamba, terbuka hatinya, dilapangkan hatinya...

Ya Robb…Tuntun serta ridhoilah setiap langkah hidup hamba….Amien

Bukan sanjungan & pujian MANUSIA yang ku-nanti,
Tapi keridhaan TUHAN-ku yang ku-cari....


Senin, 22 April 2013

Warisan Terbaik....!!



Suatu hari Khalifah Harun Al Rasyid menjalani kebiasaan beliau untuk mengunjungi daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya. Kebiasaan ini beliau lakukan untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya hidup dengan penuh ketentraman dan kecukupan.
Di sebuah desa yang dikunjungi, beliau menyaksikan sebuah pemandangan yang aneh, seorang kakek tua yang telah renta sedang sibuk menanam pohon zaitun. Sesaat kemudian baginda Khalifah menghampiri orang-tua tersebut seraya berkata, “ Wahai bapak tua, bagaimana mungkin bapak yang sudah tua menanam pohon zaitun, padahal ia adalah pohon yang sulit untuk tumbuh dan lambat untuk berbuah?” Orang-tua itupun menjawab, “Wahai baginda Khalifah, orang-orang sebelum kami dahulu telah menanam untuk kami nikmati dan kini kamipun menanam agar dapat dinikmati oleh orang-orang setelah kami kelak nantinya.”
Mendengar jawaban yang sangat bijaksana itu, Khalifah Harun Al Rasyid secara spontan berucap, Subhanallah Zih Anta (sungguh bijaksana kamu)” Padahal kebiasaan baginda Khalifah jika telah mengucapkan statement tersebut, secara otomatis memberikan hadiah bagi orang yang telah membuat Khalifah berkata demikian. Maka lewat tangan para hulubalang hadiah diberikan kepada orang-tua tersebut.
Sesaat setelah menerima hadiah itu, orang-tua tersebut mengucapkan terima kasih dan berkata, “Wahai baginda Khalifah, biasanya pohon zaitun baru berbuah setelah 5 tahun, namun pohon ini dapat berubah dalam sekejap.” Mendengar jawaban yang kedua yang tidak kalah indahnya dari yang pertama, Khalifah tersebut kembali secara spontan berucap, Allah Akbar Zih Anta.” Untuk kedua kalinya orang-tua tersebut kembali mendapatkan hadiah dari Khalifah lewat para hulubalang.

Jumat, 29 Maret 2013

Kepada siapa, engkau mengadu...?




Pernahkah engkau diliputi berbagai macam masalah. Entah itu masalah di tempat kerja, di tempat kuliah, di rumah, dan masalah lain sebagainya. Saya rasa semua dari kita pernah merasakannya, karena tak ada manusia yang bisa terlepas dari berbagai problem kehidupan didunia ini. Kecuali memang dia sudah menemui kematian. Sebab dunia ini adalah tempatnya ujian dan cobaan.

Sekarang  pertanyaannya, kepada siapakah kita mengadukan semua masalah yang dijumpai tersebut. Karena kita membutuhkan saran dan masukan dari orang lain, tentu akan ada banyak jawaban yang bisa disebutkan. 

Mungkin kita sering mengadukan problem hidup kita kepada orang yang telah kita percaya, serta mampu untuk memberikan jalan keluar. Misalnya Ibu kita, sahabat baik kita mungkin, atau juga kepada ustadz atau ustadzah yang dekat dengan kita....May be...??

Semua itu saya rasa boleh-boleh saja, karena siapa tahu mereka bisa sedikit meringankan masalah yang sedang kita hadapi.  Akan tetapi, ada satu tempat mengadu semua masalah yang mampu memberikan jalan keluar....yakni Allah Swt.

Dia-lah satu-satunya yang maha pembuat rencana terhebat dan pembuat solusi ter-unpredictable. Jika orang lain terlalu sibuk mengurusi kepentingannya sendiri-sendiri, maka Dia-lah yang sesungguhnya paling sibuk mengurusi kepentingan makhluk-makhluk-Nya. Dia akan selalu welcom untuk menerima curahan kita semua.

Karena sesungguhnya hanyalah kepada Allah tempat kita mengadukan kesusahan dan kesedihan...

So, what are you waiting for...?