Selasa, 28 Desember 2010

Tiga...Tiga...Tiga


 Tiga...Tiga...Tiga
1. Tiga Penyebab lestarinya kenikmatan:
    Bersyukur kepada Allah atas nikmat itu, memanfaatkan dengan baik, dengan selalu      
    Memeliharanya dengan baik.                                      
2. Tiga macam akal wanita :
   a. Akal yang mendorongnya bekerja tanpa pikiran.
   b. Akal yang selalu berpikir tetapi tidak berbuat apa-apa.
   c. Akal yang dihinggapi karat, tidak berpikir dan tidak bekerja.
3. Tiga hal yang paling sulit:
    Menyimpan rahasia, melupakan luka hati, dan memanfaatkan waktu luang.
4.Tiga hal yang harus disegerakan:
    Beramal shaleh, mengubur jenazah, mengawinkan gadis dengan laki-laki yang sholeh.
5.Tiga hal yang membinasakan:
    Angkuh(sombong), kikir, zina
6. Tiga golongan laki-laki:
     a. Yang dikenal karena kepribadiannya
     b. Yang dikenal karena lidahnya.
     c. Yang dikenal karena hartanya.
7. Tiga macam ulama:
    a. Alim yang hidup  dengan ilmunya dan orang-orang lain menyertainya.
    b. Alim yang hidup dengan memanfaatkan ilmunya, tetapi orang lain tidak bersamanya.
    c. Alim yang ilmunya dimanfaatkan oleh orang lain, sedangkan dia membinasakan dirinya.
8. Tiga hal yang menyebabkan hati keras dan membatu:
     a. Tertawa tanpa sesuatu yang dkagumi dan membanggakan.
    b. Maka tanpa rasa lapar.
    c. Berbicara tentang hal-hal yang sia-sia.
9. Tiga hal yang  hanya terdapat pada tiga perkara:
     a. Kakayaan yang bersemayam dalam jiwa.
     b.Kemuliaan yang terdapat pada rendah hati(Tawadhu).
     c. Keutamaan (kemuliaan) yang disebabkan oleh takwa.
10. Tiga buah pintu, barang siapa melaluinya patut disiksa Allah:
     a. Pintu syubhat, yang menyebabkan keraguan terhadap agama Allah.
     b. Pintu syahwat, yang menyebabka orang mengutamakan hawa nafsu daripada ketaatan
         kepada Allah.
     c. Pintu kemarahan, yang menimbulkan rasa permusuhan terhadap orang lain.
11. Kecantikan wanita ada tiga:
     a. Kecantikan yang tidak dapat dilihat kecuali oleh hati laki-laki.
     b. Kecantikan yang terlihat oleh mata tetapi tidak dirasakan oleh hati.
     c. Kecantika yang tidak stabil (berkurang dan bertambah) sesuai dengan dandan wanita.







Rabu, 22 Desember 2010

Renungan



“ Dosen Fakultas Kehidupan”
Pelajaran tidak hanya dapat diperoleh dibangku sekolah saja, namun juga bisa  diperoleh dari tempat lain.
Aku memiliki banyak dosen yang mengajarkan tentang berbagai macam bidang studi. Namun salah satu “Dosenku” yang paling banyak mengajarkan tentang makna hidup hanya seorang saja, beliau adalah dosen “Fakultas Kehidupan”. Meski ia adalah seorang dosen yang tidak mempunyai titel, gelar sarjana yang berjubel di samping namanya, namun bagiku beliau adalah seorang guru yang telah mengajarkan lebih banyak dari pada dosenku yang lain.
Ketika aku masih dalam buaian, “Dosenku” ini banyak mengajarkan tentang makna kesabaran da pengorbanan.
 Yaitu sabar dalam menjaga dan merawatku, serta pengorbanan waktu yang diberikan kepada  buah hatinya. Kenapa…?, karena semua  waktu istirahatnya, telah dihabiskan guna meninabobokkan ketika aku  menangis ditengah malam.
“Dosenku” juga mengajarkan tentang ketaatan.
Disaat adzan berkumandang, waktu sholat telah tiba dimana waktu itu aku sedang asyik nonton TV “Dosenku” menyuruhku mematikan TV tuk melaksanakan sholat. Lalu aku ikuti perintahnya dengan hati terpaksa. Maklumlah, karena murid yang satu ini termasuk tipe yang bandel.
Saat aku duduk disampingnya beliau sering mengajarkan aku beberapa do’a, suaranya yang pelan dan terbata-bata membuat aku tahu bahwa beliau sedang  bermunajat kepada Sang Khaliq. Beliau juga selalu mendo’akanku, agar kelak aku bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain.
Matanya berbinar-binar saat memanjatkan do’a, termasuk saat mengajarkan doa kepadaku. Disana ada pelajaran tentang ketakwaan yang diajarkan “Dosenku”.
“Dosenku” juga  mengajarkan tentang makna berbagi dan membantu kesusahan orang lain.
 Ketika ada seorang yang mengetuk pintu rumahku, dan orang itu mengharapkan bantuan, “Dosenku” mengambil makanan ringan dan dibungkus, kemudian diberikan kepada orang yang meminta-minta tadi. Disitu juga ada pelajaran tentang makna berbagi kepada  sesama  yang diajarkan “Dosenku”.
“Dosenku juga mengajarkan tentang kerja keras dan perjuangan.
 Kerja keras yang beliau tunjukkan ketika ia  sedang bekerja. walau hanya untuk mendapatkan sesuap nasi demi diriku. Dimana perjuangan beliau dalam bekerja kalau bisa diumpamakan ibarat kaki  ini sudah menjadi kepala, dan kepala sudah menjadi kaki. Hal ini karena betapa beratnya kerja keras yang beliau lakukan. Disitu juga ada pelajaran tentang  perjuangan dan kerja keras.
Masih banyak lagi pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh  “Dosenku fakultas kehidupan”. Yang mana semua itu tidak mungkin aku tuliskan disini. karena keterbatasan kemampuan. Yaitu kemampuan dalam menghitung jumlah banyaknya pelajaran, juga kemampuan menahan rasa  tidak mampu untuk menahan tetesan air  mata ini. Karena begitu besar jasa beliau bagiku didalam mengarungi kehidupan ini.
Walaupun “Dosenku” tidak pernah mengharapkan imbalan dari semua  jasa beliau. Disitu ada rasa keikhlasan, agar aku lulus dalam ujian kehidupan dunia ini. Dan keikhlasan itu menjadi mulia, karena  semua itu sebagai tanda kesetiaannya  menanti ridho dari Allah swt.
Muridmu hanya bisa mendo’akan , semoga semua ilmu yang telah engkau ajarkan tersebut diterima oelh Allah swt serta dibalas dengan surga-Nya. Amien…
Dan “Dosenku” itu, tidak lain adalah IBU+ku sendiri


Minggu, 12 Desember 2010

Khutbah Jum'at


Memaknai Syukur


اللهُ يَهْدِهِ مَنْ أَعْمَالِنَاسَيِّئَاتِ وَمِنْ أَنْفُسِنَا شُرُوْرِ مِنْ بِاللهِ وَنَعُوذُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَعِيْنُهُ نَحْمَدُهُ الْحَمْدَ لِلَّهِ   إِنَّ

وَرَسُوْلُهُ عَبْدُهُ مُحَمَّدًا أَنَّ وَأَشْهَدُ 
 لَهُ شَرِيْكَ لاَ وَحْدَهُ اللهُ إِلاَّ إِلَهَ لاَ أَنْ وَأَشْهَدُ لَهُ هَادِيَ فَلاَ يُضْلِلْهُ وَمَنْ لَهُ مُضِلَّ فَلاَ

الْقِيَامَةِيَوْمِ إِلَى بِإِحْسَانٍ تَبِعَهُمْ وَمَنْ وَصَحْبِهِ آلِهِ وَعَلَى مُحَمَّدٍ نَبِيِّنَا عَلَى وَسَلِّمْ صَلِّ اَللَّهُمَّ

مُّسْلِمُوْنَوَأَنتُمْ إِلاَّ تَمُوْتُنَّ وَلاَ تُقَاتِهِ حَقَّ اللهَ اتَّقُوا ءَامَنُوا الَّذِيْنَ أَيُّهَا يَا


يَا أَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ

وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Jamaah yang dirahmati Allah swt,
Marilah pada kesempatan kali ini kita senantiasa memanjatkan puji syukur kita kepada Allah swt, karena limahan rahmat dan taufik-Nya kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk melasanakan kewajiban kita, yaitu sholat jum’at berjamaah.Kedua kalinya, sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat serta kepada semua umat beliau yang tetap menjalankan sunah-sunah beliau,amien.
Pada kesempatan kali ini, khotib mewasiatkan kepada diri kami pribadi, juga kepada seluruh jamaah, agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.Yaitu dengan cara menjalankan seluruh perintah-Nya, dan dengan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Allah swt menciptakan manusia didunia ini tidak akan lepas yang namanya ujian. Karena dengan ujian tersebut, Allah akan mengetahui hamba-hambanya yang beriman dan mana yang ingkar kepada-Nya. Adakalanya Allah itu menguji hambanya dengan kenikmatan dunia, dan ada juga yang berupa penderitaan dunia. Hanya hamba-hamba yang melewati ujian tersebut, dan sehingga layak menjadi hamba yang bertakwa.
Kalau kita lihat dan kita perhatikan sekitar kita, betapa banyak nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah swt kepada hamba-Nya. Dan nikmat hidup, sarana dan prasarana yang lain, yang menunjang kehidupan manusia didunia ini sampai yang terbesar yaitu nikmat iman dan islam.
Dan kalaulah kita hitung nikmat yang telah Allah swt anugerahkan kepada kita, tentu kita tidak akan mampu menghitungnya, jamaah rohimakumullah. Hal itu karena terlalu banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:
كَفَّارٌلَظَلُومٌ الْإِنسَانَ إِنَّتُحْصُوهَا لَا اللَّهِ نِعْمَتَ تَعُدُّوا وَإِن سَأَلْتُمُوهُ مَا كُلِّ مِّن وَآتَاكُم
 “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni'mat Allah).”(QS.Ibrahim:34)
“Apa arti syukur sesungguhnya, apakah cukup mensimbolkannya dengan mengucapkan Alhamdullah….. “Yah itu Benar”. Tapi mari kita kaji lebih jauh yang bukan hanya diucapkan tapi tindakan. yukur berarti menyalurkan apa yang telah diberikan oleh Allah untuk digunakan demi kepentingan yang juga di anjurkan oleh Allah. Jika kita mendapatkan apa yang kita usahakan tidak sepenuhnya milik kita, dan bukan mutlak hasil usaha kita sendiri. Itu adalah milik Allah yang dititipkan kepada umat manusia untuk menjadikan manusia tersebut tetap dapat beribadah kepada sang Khalik.Oleh karena itu jamaah yang dirahmati Allah swt, bila syukur dengan lisan kita mengucapkan Alhamdulillah, maka apabila dengan tindakan, maka kita bersyukur dengan cara melakukan perbuatan yang sholeh.
Karena itu jamaah yang dirahmati Allah swt, jika kita bersyukur, Allah akan senantiasa menambah nikmatnya kepada kita semua. Namun jika sebaliknya, kita kufur akan nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, maka Allah akan menimpakan adzab-Nya yang sangat pedih. Karena hal ini sesuai dengan firman Allah swt:
لَشَدِيدٌعَذَابِي إِنَّ كَفَرْتُمْ وَلَئِن لَأَزِيدَنَّكُمْ شَكَرْتُمْ لَئِن رَبُّكُمْ تَأَذَّنَ وَإِذْ
 “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.Ibrahim:7) إِذْ ذْ
        Jamaah yang dirahmati oleh Allah swt,
Dalam sebuah hadits Aisyah r.a. telah meriwayatkan bahwa nabi Muhammad saw selalu bangun malam untuk menunaikan sholat sampai-sampai kedua kaki beliau bengkak.maka Aisyah bertanya.
“Mengapa engkau lakukan ini wahai Rasulallah, bukankah Allah swt telah mengampuni kesalahanmu baik yang sudah lampau maupun yang akan datang? ”. Lalu beliau menjawab:
“Salahkah aku jika menjadi hamba yang bersyukur”.(HR.Muslim)
Jamaah yang dirahmati oleh Allah swt,
Inilah yang dicontohkan oleh Rosulallah, karena itu hendaknya seorang hamba selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Allah kepadanya, sehingga benar-benar menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Tapi untuk mewujudkan rasa syukur itu, kita harus berhati-hati. Karena jangan sampai kita bermaksud untuk bersyukur tapi malah mengundang murka Allah swt. Misalnya kita bersyukur dengan cara memberikan sesajen ke tempat keramat atau di kuburan-kuburan. Kita menganggap bahwa kuburan-kuburan itulah yang telah melapangkan rezeki kita. Itulah contoh cara bersyukur yang keliru.
Tapi bersyukur yang benar itu misalnya, dengan menyedekahkan sebagian rezeki yang telah kita peroleh kepada saudara kita yang membutuhkan bantuan kita. Dengan begitu insya Allah, Allah swt akan melapangkan dan menambah nikmatnya kepada kita.Karena Allah-lah satu-satunya Tuhan yang telah memberikan kita segala kenikmatan hidup di dunia ini.Dan juga Allah-lah Tuhan semesta alam ini
Dengan bersyukur, akan menjadikan Allah semakin banyak memberikan rezeki, hidayah, dan kenikmatan hidup dunia dan akherat. Sebaliknya, kufur akan menjadikan seorang hamba semakin jauh dari Allah swt dan semakin dekat dengan datangnya adzab dari Allah swt.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah swt,
Mudah-mudahan kita semua dijadikan oleh Allah swt sebagai hamba-hambanya yang senantiasa bersyukur terhadap apapun yang diberikan oleh Allah  swt kepada kita. Amiiie.

بَارَكَ الله ُ لِى وَ لَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاّ َيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ،
فَاسْتَغْفِرُ الله َالْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 Khutbah II

 اِنَّ الحَمْدَللهِ حَمدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ.
وَرَسُوْلُهُ عَبْدُهُ مُحَمَّدًا أَنَّ وَأَشْهَدُ لَهُ شَرِيْكَ لاَ وَحْدَهُ اللهُ إِلاَّ إِلَهَ لاَ أَنْ وَأَشْهَدُ
الْقِيَامَة ِيَوْمِ إِلَى بِإِحْسَانٍ تَبِعَهُمْ وَمَنْ وَصَحْبِهِ آلِهِ وَعَلَى مُحَمَّدٍ نَبِيِّنَا عَلَى وَسَلِّمْ صَلِّ اَللَّهُمَّ
Pada khutbah kedua ini, disimpulkan bahwa kita sebagai hamba Allah dimuka bumi ini, maka sudah selayaknya-lah kita senantiasa mensyukuri  segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua. Rasa syukur atas nikmat-Nya hendaklah juga diwujudkan dengan berbuat baik kepada sesama. Seorang muslim yang telah menyadari curahan nikmat-Nya akan terdorong untuk menyebarkan kebaikan itu kepada orang lain.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan untuk senantiasa mensyukuri nikmat dari –Nya, serta memberi petunjuk kepada kita semua  bahwa yang benar itu adalah benar dan kita diberikan kekuatan untuk melaksanakannya, dan Allah SWT juga memberikan petunjuk sesuatu yang salah itu memang salah dan kita diberi kekuatan untuk menghindarinya.
تَسْلِيْمَاوَسَلِّمُوْا عَلَيْهِ صَلُّوا ا آمَنُوْا لَّذِيْنَ يُّهَا أَ يَا النَّبِيِّعَلَى يُصَلُّوْنَ وَمَلاَئِكَتَهُ اللهَ إنَّ
وَالاَمْوَاتِمِنْهُمْ اَلاَحْيَاءِ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِلِلْمُسْلِمِيْنَ اغْفِرْ اَللَّهمَّ
  الاَبْرَارِمَعَ وَتَوَفَّنَا سَيِّئَاتِنَا وَكَفِّرْعَنَّا ذُنُوْبَنَا اغْفِرْلَنَا رَبَّنَا
النَّارِعَذَابَ وَقِنَا حَسَنَةً الاَخِرَةِ وَفِى حَسَنَةً الدُّنْيَا فِى اَتِنَا رَبَّنَا
وَالبَغْىِ وَالمُنْكَرِ الفَحْشَآءِ عَنِ وَيَنْهَى القُرْبَى ذِى وَإِيْتَآئِ وَالإِحْسَانِ بِالعَدلِ يَأمُرُكُمْ اللهَ إِنَّ عِبَادَالله
وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ تَذَكَّرُوْنَلَعَلَكُمْ يَعِظُكُمْ