Selasa, 25 Juni 2013

Dimanakah Letak Kebahagiaan itu...??



Sahabat, setiap manusia didunia ini, entah itu dalam status & profesi apapun mereka selalu mencari kebahagiaan. 
Karena mencari kebahagiaan itu adalah fitrah manusia. Tidak peduli apakah ia seorang penjahat, koruptor, pelacur, mereka tidak  ingin keturunannya  mewarisi perbuatan buruknya.

Hal ini menunjukkan bahwa fitrah manusia adalah suci, lurus. Rindu kepada kebaikan dan kebenaran, serta anti dengan kebatilan. Tidak ingin sengsara didunia dan celaka diakherat.


Banyak orang yang mengatakan bahwa bahagia itu dirasakan ketika kebutuhan lahir dan batin sudah terpenuhi. Sehingga mereka mendata deretan kebutuhan dan berusaha dengan keras untuk mendapatkannya.

Diantaranya seperti kebutuhan rumah, kendaraan, pakaian yang mewah, kesehatan yang terjaga, mendapatkan rasa aman, kasih sayang, keberhasilan (karir) dan lain sebagainya.

Hanya yang menjadi pertanyaan, pernahkah dalam pasang surut kehidupan manusia baik dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat tercipta kondisi dan situasi dimana kebutuhan pokok terpenuhi secara kesinambungan dan permanen??

Tentu, tidak mungkin terjadi. Karena karakteristik kehidupan didunia ini sangat tidak menentu. Selalu mengalami perubahan yang sangat cepat dan dinamis.

Ada orang yang mengira bahwa kebahagiaan itu terletak pada jabatan & kedudukan di masyarakat. Jabatan, kedudukan & kekuasaan yang tanpa ditompang oleh iman, dan dipagari dengan ketakwaan kepada Allah Swt, hanya akan membawa kehancuran seperti halnya Fir’aun.

Tidak sedikit pula orang yang memburu kebahagiaan dengan ketenaran (popularitas). Ia menghabiskan waktunya untuk mencari &  mencuri perhatian orang lain. Namun setelah ketenaran itu telah hilang ditelan waktu, hilanglah kebahagiaan sampai keakar-akarnya.

Lalu, dimanakah letak kebahagiaan itu...??

Sesungguhnya, orang yang mendambakan kebahagiaan itu bukan disebabkan oleh kondisi eksternal dirinya, tetapi justru tercipta kondisi internal dirinya (rohaninya) yang memberikan gambaran mental positif, motivasi, spirit, gelora, bahagia dalam kondisi apapun. Dua kondisi yang kontradiktif sedih-gembira, kegagalan-kesuksesan, suka-duka, sehat-sakit, semua itu bisa dinikmati bagian dari romantika kehidupan.

Jadi, bahagia bukanlah benda yang dicari di Mall, pantai, tempat pesta, swalayan. Tetapi bahagia itu hanya diberikan oleh Allah Swt kepada hamba yang dikasihi-Nya. Hamba yang mau mendatangi-Nya dengan hati yang sehat (qolbun salim), steril dari penyakit jiwa seperti sombong, dengki, dendam dan serakah.

Oleh karena itu, barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, maka carilah di rumah-rumah Allah Swt, majelis ilmu, majelis dzikir,  dengan mencontoh manusia yang paling bahagia didunia & akherat, yaitu Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wassalam. InsyaAlah

0 komentar:

Posting Komentar