Sabtu, 26 November 2011

Cita-Cita atau Sekedar Profesi...?


Dahulu ketika masih masa kanak-kanak, bila ada yang tanya; besok kalo udah gede, adik cita-citanya pengen jadi apa...?. Maka dengan polos kita mungkin akan menyebutkan cita-cita kita. Ada pengen jadi dokter, pengen jadi polisi, guru, pilot dan bahkan mungkin ada yang pengen jadi presiden. Itulah jawaban kita pada waktu itu.

Tapi, bagaimana kalo sekarang kita yang sudah dewasa ini, ditanya sama seperti di atas tadi, Mungkin jawaban kita hampir sama dengan masa kanak-kanak tersebut.
Yang menjadi pertanyaan disini adalah, mengapa setiap kali ditanya tentang cita-cita, maka seseorang itu akan menjawab dengan jawaban yang berkaitan dengan status profesi.

Di sisi lain, mungkin kita akan susah dengan orang yang bila ditanya tentang cita-cita, ia akan menjawab begini;

Cita-citaku ingin mengetaskan kemiskinan di negeri indonesia ini.
Cita-citaku ingin menjadi orang yang bisa menggapai derajat takwa.
Cita-citaku ingin memperbaiki kualitas pendidikan di negeri ini.
Cita-citaku ingin mengabdikan seluruh hidupku hanya kepada Allah.

Sehingga, bila telah mendapatkan cita-cita kita tidak akan berhenti terus berkarya. Misalnya, bila seseorang telah mendapatkan cita-cita  yang diinginkan tersebut(profesinya), maka ia hanya cukup puas dengan profesinya tersebut, tanpa adanya nilai tambah.

Jadi, dengan tersebut cita-cita kita tidak akan berakhir bersamaan dengan tercapainya suatu profesi yang kita lakukan.

Ingatlah sahabat

Bercita-citalah setinggi bintang di langit...!!!
Yang tidak di batasi oleh sekedar profesi dan pekerjaan.
Jadi, apakah cita-cita itu hanya sekedar profesi...??

0 komentar:

Posting Komentar